Seputarhukum.- Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI) merilis hasil survei terkait perilaku politik masyarakat jelang Pilkada Provinsi Bengkulu 2020, Jum’at (2/8/2019).
Survei dilakukan mulai 20-27 Juli 2019 di 10 kota/kabupaten di Provinsi Bengkulu dengan melibatkan 600 orang responden yang berusia 17 tahun atau lebih ata sudah menikah ketika survey dilakukan. Adapun margin of eror sebesar 4,0 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Dari hasil survey tersebut, sejumlah nama bermunculan.
Setidaknya ada 38 nama yang masuk dalam jajaran bursa calon kandidat Gubernur Bengkulu. Diantara deretan nama tersebut, nama Agusrin M. Najamuddin muncul sebagai paling populer di kalangan masyarakat.
Popularitas Agusrin saat survey dilangsungkan mencapai 87 persen. Sedangkan 6 nama lainnya antara lain, Rohidin Mersyah 72.20 persen, Ridwan Mukti 67.90 persen. Ahmad Kanedi 67.50 persen. Helmi Hasan 66.80 persen. Junaedi Hamsyah 59.70 persen. Peneliti LSPI, Chaerul Sholeh mengatakan hasil survey tersebut menunjukan Agusrin memiliki peluang besar kembali terpilih jika dirinya maju dalam kontestasi pilkada Provinsi Bengkulu 2020.
"Tingkat popularitas Agusrin di masyarakat Bengkulu masih sangat tinggi, artinya ingatan tentang sosok yang pernah menjabat posisi nomor satu di Bengkulu masih sangat kuat.
Namun kita tidak tahu apakah yang bersangkutan akan turun ikut kontestasi atau tidak. Hanya kalau saja ikut kontes, akan ada pertarungan seru antara Agusrin dan Rohidin,” ungkapnya pada awak media saat rilis di Kota Bengkulu, Jumat (2/8/2019).
Chaerul menambahkan temuan survey LSPI menunjukan hanya ada dua tokoh yang terekam memiliki elektabilitas lumayan. Keduanya adalah Gubernur petahana Rohidin Mersyah dan mantan gubernur Agusrin M Najamuddin. Rohidin mendapatkan elektabilitas sebesar 19,8 persen dan Agustin mendapat 15,6 persen. Tokoh lainnya berjarak cukup jauh terpaut sekitar 10 persen lebih.
“Kondisi ini masih wajar karena pilkada masih lama, masih 1 tahun lagi. Namun data ini kalau dibaca secara jernih, dapat memunculkan asumsi bahwa petahana di Bengkulu tidak powerfull, tidak dominan dan dapat dengan mudah dikalahkan. Tetapi tentu survey ini juga jadi cambuk untuk petahana bergerak,” demikian ujarnya. Diketahui, survei ini dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling dengan metode pengumpulan data kuisioner wawancara tatap muka
0 Komentar